Kecerdasan spiritual ITU penting



Kecerdasan spiritual
ITU penting
Ketika manusia diciptakan, sebenarnya Allah telah mempersiapkan Anda untuk menjadi orang yang sukses. Tidak hanya terbatas pada dunia, tetapi juga akhirat. Allah menciptakan manusia bukan untuk menjadi penonton dari setiap tragedi yang terjadi, bukan pula sekedar menjadi pecundang yang tak pernah berani untuk mencoba.
Allah telah memberikan segala kelebihan dan potensi ke dalam diri Anda. Menjadi hamba yang bersyukur dengan mengoptimalkan segala pemberian-Nya. Apapun  yang Anda berikan, sesungguhnya kebermanfaatannya akan kembali pada diri Anda sendiri.
Sebuah kebahagiaan yang hakiki, ketika Anda hanya menggantungkan segala macam urusan hanya kepada Alla Swt. Orang yang mengenal Allah dengan baik, maka ia tidak akan mengharap banyak selain Allah. Dan sesungguhnya itulah kebahagiaan yang sebenarnya.
Selama ini, Anda hanya menjual keimanan dengan fasilitas dunia dan limpahan rupiah masih saja ingin dihargai. Anda masih sangat ingin dihargai, dipuji, dibedakan dengan orang lain, masih sangat ingin diberi ucapan terima kasih. Maka tak pantas Anda disebut sebagai orang yang punya keimanan.
Anda cenderung memanipulasi penampilan lahir agar dikatakan sosok yang beriman. Padahal semakin tinggi kebutuhan Anda akan penghargaan orang lain, maka sebenarnya semakin sempit hidup Anda.
Memang baik menjadi orang penting. Akan tetapi, lebih penting lagi menjadi orang yang baik, yaitu menjadikan diri Anda bermanfaat bagi orang lain. Dan sesungguhnya sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain.
Kecerdasan spiritual sangat penting untuk menunjang kesuksesan orang. Ada beberapa cara untuk melatih kepekaan spiritual Anda:
Rumus pertama, “ Barangsiapa yang tidak memerhatikan urusan kaum muslimin, maka bukan dari golongan mereka.” Menempatkan diri sebagai pelayan bagi orang lain, dan membantu dengan niat ikhlas.
Rumus kedua, “senyum saat bertemu saudaramua adalah sedekah.” Ketahuilah bahwasannya ekspresi wajah dapat berbicara dengan suara yang lebih dalam jika dibandingkan dengan suara lisan. Saat berjumpa dengan orang lain, berwajah cerahlah, maka dada akan menjadi lapang, dengan dampak bagaikan sihir yang mampu membuka pintu-pintu hati yang tertutup, menembus relung hati, meresap masuk ke dalam segala potensi yang tersembunyi hingga muncul menjadi sebuah bahan bakar kesuksesan.
Rumus ketiga, “ memanggil orang lain dengan nama yang paling diisukai.”
Rumus keempat, “bicaralah yang baik atau diam.” Pembicara yang ulung adalah pendengar yang ulung. Bukanlah pembicar yang pandai, mereka yang tidak mau memerhatikan dan memberikan kesempatan berbicara bagi orang lain.
Banyak orang yang gagal memberikan kesan pertama yang baik ke dalam jiwa orang yang pertama kali dijumpainya, hanya karena mereka tidak memberikan perhatian yang layak kepada orang lain. Bukankah bermuka masam saja Allah membencinya?
Dapat Anda ketahui dengan menilik kembali kisah seorang yang buta. Ia bernama Abdullah bin Ummi Maktum, yang ketika itu datang kepada Rasulullah Saw. untuk meminta ajaran-ajaran tentang Islam. Pada waktu itu Rasulullah bermuka masam dan berpaling daripadanya, karena saat itu beliau sedang menghadapi para pembesar Quraisy dan tengah mengharapkan para pembesar-pembesar itu bersedia masuk Islam. Maka, turunlah ayat yang berisi teguran bagi Rasulullah karena tindakannya itu.
Rumus kelima, “menyayangi saudara Anda, sebagaimana Anda menyayangi diri Anda.”

Komentar

Postingan Populer