Teruntuk Ayah, Engkau yang di sana



Lelaki terhebat yang sempat ku sapa raganya dalam nyata. Yang bisa ku jamah dalam pasti
Dia seorang ayah yang hebat
Meski terkadang acuh dan terkesan tak peduli, mulianya .. selalu ada doa dalam hatinya buatku
Selalu ada kata indah dan menenangkan dikala terjaga ketika ku tertidur pulas
Kuat, atau hanya terlihat kuat dan berusaha menutupi lelahnya
Sedang aku tahu, kerut wajahnya tak bisa berdusta, ada lelah diwajahnya
Legamnya pundak seolah gambarkan betapa berat beban yang dia pikul semasa ini
Tubuh yang dulu tegap berjalan, meniti kehidupan yang ia abdikan, kini.... semakin terbungkuk dan lelah
Hela napasnya tak setenang dulu, tuturnya semakin terbata...
Jalannya semakin terseok, Ayah...
Dulu aku hanya bisa merajuk ini dan itu tanpa mau memahami dan mengerti mu
Dulu aku hanya bisa minta ini itu tanpa mau tahu lelahkah dirimu
Panas kau terjang hujanpun kau tembus, hanya untuk aku yang tiada lelah membuatmu gusar
Dua tahun lalu, ku utarakan inginku untuk bisa bersekolah hingga sarjana, berat buatmu...
Sadar akan batasan yang kita miliki, tapi lagi-lagi kau lelaki terhebat... kau tak ungkapkan kebingunganmu.. kau tampakkan ras percayamu bahwa aku bisa.
Dan benar, sekarang aku ada di sini...
mencoba menguran bongkahan mimpi yang masih terbungkus rapi
Mencoba wujudkan satu persatu, biar lama setidaknya ini mimpi kita ayah...

Dan di dermaga 2 tahun lalu, dengan berat kau lepas perjalananku..
saat itu aku ingin engkau turut, namun disana masih ada adik dan ibu yang butuh kan mu
Ayah, disela waktu yang tersisa semoga Allah pertemukan kita dengan masa yang lebih baik dan lebih indah
Hanya tak ingin ada penyesalan yang aku temui di esok hari
Tak ingin lagi abaikan setiap detik yang Allah tetapkan dalan deretan waktuku di dunia

Ayah
aku mencintaimu karena Allah

Komentar

Postingan Populer